JUDUL

WELCOME TO DIAN ANITA'S BLOG

Selasa, 26 Januari 2016

INDAHNYA MENGABDI MAHASISWA CCRC FARMASI UGM MELALUI KKN PPM DAN PKPA UGM

Program pengabdian masyarakat bagi mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) selalu dilaksanakan setiap semester genap. Hal ini terdapat dalam salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini untuk memanfaatkan IPTEK dan memberikan sumbangan baik fisik maupun non fisik bagi masyarakat secara langsung. Mahasiswa terjun secara langsung di masyarakat dengan berbagai program kerja yang telah direncanakan secara berkelompok maupun individu.
Pada tahun ini, pelaksanaan pengabdian masyarakat berlangsung selama 2 bulan dari bulan April-Mei 2016. Pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa CCRC Farmasi UGM ini biasa disebut dengan KKN PPM dan PKPA UGM. Selama 2 bulan tersebut mahasiswa merancang berbagi program yang dapat diterapkan di tempat KKN PPM dan PKPA. Adapun daerah yang dijadikan pengabdian masyarakat mahasiswa CCRC Farmasi UGM bagi KKN PPM di Tempel dan Banyuraden, sedangkan PKPA di Bambanglipuro dan Srandakan.

KKN PPM UGM yang bertempat di Tempel dan Banyuraden yang terdiri dari Rahmawaty Rachmady, Bani Adlina Shabrina, Beni Lestari, dan Meirizky Zulharini mengaku sangat senang mengikuti dengan program tersebut. “Kami merasa senang dan bisa membantu masyarakat di Tempel dan Banyuraden dengan program kerja kami”, ujar Rahma salah satu peserta KKN PPM UGM. Berbagai program kerja yang dilaksanakan, namum ada salah satu program unggulan yaitu Secangisasi masyarakat Indonesia. Program ini merupakan program yang sangat membantu masyarakat dalam hal pembudidayaan secang. Secang memiliki banyak khasiat dalam pengobatan herbal, sehingga dengan adanya program secangisasi ini masyarakat daerah Tempel dan Banyuraden dapat membudidayakannya sebagai salah satu usaha bersama.
Disamping itu, tak kalah menarik dengan KKN PPM yang ada di Tempel dan Banyuraden, mahasiswa PKPA UGM juga melaksanakan program pengabdian masyarakat. Peserta PKPA UGM yang terdiri dari Raisatun Nisa Sugiyanto dan Rohmad Yudi Utomo mengaku program pengabdian masyarakat ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya di daerah Bambanglipuro dan Srandakan. Progam kerja unggulan dari PKPA UGM ini adalah pelayanan kesehatan masyarakat. Adapaun bentuk pelayanan kesehatan masyarakat ini berupa pengobatan secara gratis bagi anak-anak sampai lansia. Pelayanan kesehatan masyarakat banyak dibutuhkan masyarakat khususnya pada daerah yang pelosok, yang jauh dari jangkauan pusat kesehatan seperti puskesmas maupun rumah sakit. “Masyarakat semuanya pada antusias mengikuti pelayanan kesehatan masyarakat, karena pelayanan yang gratis dan setiap warga juga mendapatkan bingikisan dari kami”, ujar Raisa selaku ketua PKPA UGM tersebut.


Berbagai program yang dilakasanakan para mahasiswa CCRC Farmasi UGM tersebut dapat dijadikan pengalaman bahkan ilmu, karena sejatinya ilmu dan pengalaman kita belajar tidak hanya melalui bangku perkuliahan saja. Akan tetapi dapat terjun langsung dan menerapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan pada masyarakat sekitar yang membutuhkannya. Program pengabdian masyarakat ini kan terus berkembang dan berlanjut di setiap tahunnya. (Dian)

http://mongabaydotorg.wpengine.com/wp-content/uploads/2015/06/ 

»»  READMORE...
Read more >>

Kamis, 15 November 2012

Memahami Makna Tahun Baru Hijriyah

Sang waktu terus berjalan dan berubah dan tidak ada sesuatu yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan itu terjadi dengan sendirinya karena dimakan usia seperti umur suatu benda yang lama kelamaan terus berubah tanpa harus ada campur tangan manusia. Namun perubahan perilaku manusia memerlukan ikhtiar yang diawali niat, termasuk memaknai pergantian tahun baru Islam 1 Muharram 1431 Hijriyah.

Tak terasa kita telah memasuki tahun baru 1431 Hijriah, tepatnya saat ini kita sudah berada di bulan Muharram. Adapun kata muharram berasal dari kata “harrama” yang mengalami perubahan bentuk menjadi “yuharrimu-tahriiman-muharraman-muharrimun“. Bentukan “muharraman” berarti yang diharamkan. Apa yang diharamkan ? Perang atau pertumpahan darah! Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat At Taubah ayat 36 : “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah sebagaimana disebut di Kitabullah ada 12 bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, dan terdapat 4 bulan di dalamnya merupakan bulan yang diharamkan”.

Membicarakan bulan Muharram pasti tidak akan lepas dari peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M. Hijrah itu sekaligus menjadi tonggak awal dimulainya kalender Islam. Ini artinya hijrah Rasulullah SAW beserta para sahabatnya ke Madinah telah berumur 1431 tahun. Sebuah peristiwa bersejarah yang patut dikenang dan bisa menjadi proses transformasi spiritual. Di dalamnya terkandung makna dan keteladanan untuk sebuah pengorbanan sejati yang mengapresiasikan perlawanan akan kebathilan sekaligus sikap konsisten mengedepankan kepentingan misi dari kepentingan apa pun, agar ia tetap lestari dan terjaga dari kepunahan meski karenanya harus berdarah-darah mereka harus meninggalkan negeri, harta, sanak dan handai taulan tercinta.

Secara harfiah hijrah artinya berpindah. Secara istilah ia mengandung dua makna yaitu, hijrah makani dan hijrah maknawi . Hijrah makani artinya hijrah secara fisik berpindah dari suatu tempat yang kurang baik menuju yang lebih baik dari negeri kafir menuju negeri Islam. Adapun hijrah maknawi artinya berpindah dari nilai yang kurang baik menuju nilai yang lebih baik, dari kebathilan menuju kebenaran, dari kekufuran menuju keIslaman. Makna terakhir oleh Ibnu Qayyim bahkan dinyatakan sebagai al-hijrah al-haqiqiyyah. Alasannya hijrah fisik adalah refleksi dari hijrah maknawi itu sendiri. Dua makna hijrah tersebut sekaligus terangkum dalam hijrah Rasulullah SAW dan para sahabatnya ke Madinah. Secara makani jelas mereka berjalan dari Mekah ke Madinah menempuh padang pasir sejauh kurang lbh 450 km. Secara maknawi jelas mereka hijrah demi terjaganya misi Islam.

Al-Qahthani menyatakan bahwa hijrah sebagai urusan yang besar. Hijrah berhubungan erat dengan al-wala’ wal-bara’, bal hiya min ahammi takaalifahaa, bahkan ia termasuk manifestasi yang paling penting. Penting karena menyangkut ketepatan sikap seorang muslim dalam memberikan perwalian kesetiaan dan pembelaan. Juga menyangkut ketepatan seorang muslim dalam menampakkan penolakan dan permusuhan kepada yang patut dimusuhi. Dalam sejarah para rasul juga dekat dengan tradisi hijrah dan semua atas semangat penegasan batas sebuah loyalitas kesetiaan keimanan yang berujung menuju kepada yang lebih baik atas ridha Allah SWT. Sebut misalnya Nabi Ibrahim Khalilullah beliau telah melakukan hijrah beberapa kali dari Babilon ke Palestina dari Palestina ke Mesir dari Mesir ke Palestina lagi, semua demi risalah suci.

Ibrah dari dari peristiwa hijrah adalah sebuah pengorbanan. Setelah para sahabat keluar dari ujian berupa siksaan dan cercaan dari Kafir Quraisy di Mekah tidak otomatis menjadikan mereka bebas dari ujian berikutnya. Yang paling gamblang adalah cobaan meninggalkan kemapanan. Tengoklah bagaimana sahabat meninggalkan keluarga tercinta rumah pekerjaan tanah air dan sanak kadang dan handai taulan.

Secara lahiriyah umumnya naluri manusia akan menyatakan ujian itu sungguh berat. Meninggalkan nilai material yang barangkali selama ini mereka rintis dan perjuangkan. Berpindah ke suatu tempat asing yang penuh spekulasi. Toh kecintaan para sahabat akan Islam mengalahkan kecintaan pada semua itu. Kesucian akidah di atas segalanya. Hal ini sekaligus menegaskan betapa maslahat “din” menempati pertimbangan tertinggi dari maslahat-maslahat yang lain. Pelajaran lain hijrah menegaskan adanya perseteruan abadi antara kebatilan versus kebenaran.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 147 yang artinya : “Kebenaran itu datang dari Rabb-mu maka jangan sekali-kali engkau termasuk orang yang ragu-ragu”. Untuk menangkap spirit hijrah lebih jauh rumusan sederhana Ibnu Qayyim cukup menarik katanya dalam kata hijrah terkandung arti berpindah “dari” dan berpindah “menuju”. Maksudnya berpindah dari yang semula tidak sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya menuju kepada yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.

Jika rumusan global tersebut betul-betul dihayati tiap muslim untnk selanjutnya secara konsisten diterapkan dalam sendi-sendi kehidupan barangkali nasib umat ini secara umum akan lebih baik dari sekarang, karena dalam dirinya terdapat potensi raksasa/kekuatan yang luar biasa, yang apabila digali dan di manaje dengan sungguh-sungguh akan mengantarkan kepada kehidupan kita yang jauh lebih baik, lurus, dan cerah. Ketidak sadaran akan potensi dirinya akan berdampak kepada pengkerdilan potensi itu sendiri. Sehingga manusia (kita) sering tidak berdaya dalam menghadap persoalan hidup.

Bentuk ketidaksadaran akan potensi diri ini bisa bersifat individu atau kolektif. Dalam tataran individu hal itu akan membuat individu yang bersangkutan mengalami kelumpuhan berfikir, kelumpuhan nurani dan kelumpuhan beraksi yang akhirnya bisa menimbulkan sifat “malas”. Selanjutnya akan dapat menimbulkan pola pikir yang “seandainya, jikalau , umpama” (seandanya saya jadi orang kaya, jikalau saya seorang pejabat dll). Sedangkan dalam skala kolektif akan menimbulkan kelumpuhan satu bangsa, satu generasi atau satu ummat, sehingga akan melahirkan generasi yang mandul, ummat yang rapuh dan bangsa yang stagnan. Padahal Allah sudah memberikan peringatan dalam Al-Qur’an (QS. Ali Imran:139) : “Dan janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi jika kamu orang-orang yang beriman”.

Dalam menafsirkan ayat di atas Sayyid Quthb berkata : Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah kamu bersedih hati atas apa yang menimpamu; dan jangan pula kamu bersedih hati atas apa yang lepas dari tanganmu, padahal kamu adalah orang-orang yang tinggi. Akidah kalian lebih tinggi karena kalian bersujud pada Allah semata sedangkan mereka menyembah pada salah satu makhlukNya atau sebagian dari makhluknya. Manhaj hidup kalian lebih tinggi sebab kalian berjalan di atas manhaj Allah sedangkan mereka berjalan di atas manhaj ciptaan makhlukNya. Peran kalian lebih tinggi sebab kalian mendapat tugas untuk memberi petunjuk kepada manusia secara keseluruhan yang sedang berjalan tanpa manhaj atau menyimpang dari manhaj yang lurus. Posisi kalian di muka bumi lebih tinggi sebab kalian adalah pewaris bumi yang Allah janjikan pada kalian, sedangkan mereka menuju pada kebinasaan dan dilupakan. Maka jika kalian benar-benar beriman pasti kalian akan lebih tinggi, dan janganlah kalian bersikap lemah serta bermuramdurja (Tafsir Fi Zhilal al Quran,I/480).

Sementara itu menurut Imam Asy Syaukani teks ayat di atas dari segi makna saling berkaitan. Artinya jika kamu beriman maka janganlah kamu bersedih, atau jika kamu beriman maka kamulah orang yang paling tinggi (Fath al Qadir,I/384).

Hal serupa bisa kita dapatkan dalam teks ayat yang lain, yaitu QS. Ali Imran : 146 : “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah SWT, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.

Begitu pula dengan FirmanNya QS.Muhammad : 35 : “Maka janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu”.

Sering kita tidak menyadari bahwa kita memiliki potensi untuk mengatur menjadi “imam” umat lain, menjadi imam peradaban dan budaya. Sesungguhnya Allah membuka kesempatan bagi kita untuk menjadi ummat terbaik di mata dunia. Kita sering lupa bahwa Allah memberi kita potensi untuk menjadi umat pilihan, ummat penengah yang mampu memberikan rahmat dan kesejukan pada sesama, mampu menebarkan keadilan, melindungi hak-hak manusia dan menghargai martabat mereka. Sebagaimana Firman Nya dalam QS.Ali Imran:110 : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah SWT”.

Juga dalam QS.Al Baqarah:143 : “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi (perbuatan) manusia”.

Dari ayat-ayat di atas dapat kita pahami sesungguhnya Allah SWT telah mendesain kita (umat Islam) sebagai umat pilihan, umat yang dapat mendatangkan kesejukan, memberikan rasa nyaman, memberikan keadilan dan menghargai martabat manusia. Namun terkadang akibat keserakahan, ketamakan, iri dengki, hasud dsb kita jauh keluar jalur dari desain Allah. Sehingga akibatnya tidak hanya merugikan si pelaku tapi juga mengakibatkan kerugian kepada yang lain. Juga karena perbuatan manusia yang di luar desain Allah mengakibatkan Agama Islam yang begitu tinggi dan mulia menjadi ternoda, efeknya akan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak senang dengan Islam (musuh Islam) dengan menciptakan opini publik, pelabelan-pelabelan bahwa Islam itu radikal, militan, identik dengan teroris dsb. Padahal sesungguhnya Islam itu adalah agama pembawa kedamaian bahkan sebagai rahmatan lil’alamiin.

Kesimpulan : 
Orang-orang beriman bisa melejitkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya secara maksimal dalam bingkai keimanan dan ketaqwaan jika mampu menyuruh manusia untuk berbuat baik, menebarkan kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang mungkar yang merugikan manusia lainnya. Kita akan dianggap kelompok orang yang beriman jika dalam setiap gerak kita aksi kita selalu bertaburan kebaikan dan sepi dari kemungkaran. Kesadaran untuk menjadi mukmin secara hakiki akan mengantarkan kita kepada pola pikir dan aksi yang positif, mendorong kita untuk melakukan kerja besar dan menghindarkan kita dari perbuatan/pekerjaan yang sia-sia. Kesadaran bahwa kita mendapat asuransi bersyarat dari Allah sebagai umat terbaik, umat pilihan, dan saksi bagi segenap manusia akan memacu, mendorong serta menggerakkan kita untuk melakukan agenda strategis untuk mengangkat derajat umat Islam yang sedang dirugikan oleh cara berpikir dan berperilaku yang keliru.

Oleh karena itu kita harus mulai dari diri kita (ibda’ binafsik) selanjutnya kesadaran individu harus bermetamorfosis menjadi kasadaran kolektif, menjadi kesadaran umat, sehingga kita mampu menempatkan diri pada tempat yang seharusnya. Kita harus menjadi umat yang mulia dan bukan menjadi hina. Kita harus menjadi umat yang memimpin dan bukan yang dipimpin. Kita harus menjadi Khairul Ummah (ummat yang terbaik) dalam bingkai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Umat Islam Indonesia harus memahami makna hijrah secara makro. Hijrah bukan hanya pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Tapi makna hijrah secara luas adalah perubahan, termasuk perubahan pola pikir dalam menempuh perjalanan hidup di dunia ini. WAllahu a’lam. Bishowab.
»»  READMORE...
Read more >>

Sabtu, 20 Oktober 2012

GIE - Erros SO7 feat Okta

Sampaikanlah pada ibuku
Aku pulang terlambat waktu
Ku akan menaklukkan malam
Dengan jalan pikiranku

Sampaikanlah pada bapakku
Aku mencari jalan atas
Semua keresahan-keresahan ini
Kegelisahan manusia

Retaplah malam yg dingin

Reff: 
Tak pernah berhenti berjuang
Pecahkan teka-teki malam
Tak pernah berhenti berjuang
Pecahkan teka-teki keadilan

Berbagi waktu dengan alam
Kau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnya
Hakikat manusia

Repeat reff

Keadilan, keadilan....

* Akan aku telusuri
Jalan yang setapak ini
Semoga kutemukan jawaban

Repeat * [3x]

Jawaban, jawaban, jawaban, oh oh oh 
»»  READMORE...
Read more >>

CAHAYA BULAN

Perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
Cahaya kota kelam mesra menyambut sang petang
Di sini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
Kenapa matahari terbit menghangatkan bumi

Aku orang malam yg membicarakan terang
Aku orang tenang yg menentang kemenangan oleh pedang

Perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
Cahaya nyali besar mencuat runtuhkan bahaya
Di sini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
Kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi

Aku orang malam yg membicarakan terang
Aku orang tenang yg menentang kemenangan oleh pedang

reff: 
Cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah aku tau dimana jawaban itu
Bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi
Sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati

Terangi dengan cinta di gelapku
Ketakutan melumpukanku
Terangi dengan cinta di sesatku
Dimana jawaban itu

Repeat reff.... 
»»  READMORE...
Read more >>

Minggu, 07 Oktober 2012

Warna Warni Kehidupan...

Memang tak mudah tuk jalani kehidupan ini.
Tapi percayalah semuanya akan berlalu terganti oleh jutaan rona yang indah atas doa yang lalu lalang aku panjatkan. 
Tapi terkadang semua itu sangatlah sulit tuk dipahami.
Semua itu sungguh sukar tuk dimengerti.
Batin ini tak henti-hentinya bertanya-tanya.
Mengapa semua ini harus terjadi??
Kapankah aku bisa menghirup udara bebas dari jeruji besi yang terpatri??

Sesungguhnya semua itu terlalu palsu jika aku hanya berharap waktu akan cepat berlalu.
Tapi batinku ini terus bertanya seribu kata, raga ini beku tak berdaya. 

Aku tak mau kecewakan kalian.
Aku berdiri demi kalian.
Kalian yang membuatku kokoh,kuat dari lubuk hati kecilku yang paling dalam.
Aku yakin bisa mengarungi semua ini meski rintangan melintang,
meski badai menerjang.
Biarlah semua ini terlukis dalam batu pualam dan hanya sang ombak yang mampu menghempaskan. .
»»  READMORE...
Read more >>